Ilmuwan Kembali Peringatkan Bahaya Perubahan Iklim

Ilustrasi: AFP
Ilustrasi: AFP

DURBAN – Para ilmuwan yang tergabung dalam sebuah panel ilmuwan peraih nobel kembali memperingatkan akan bahaya perubahan iklim. Hal ini mereka sampaikan dalam KTT Iklim Perserikatan Bangsa Bangsa  (COP17) yang berlangsung di Durban, Afrika Selatan.
 
Kepala Panel Antar-pemerintah dan Pemenang Nobel tentang perubahan iklim Rajendra Pachauri memaparkan sejumlah potensi bencana ditengah-tengah pelaksanaan KTT Iklim COP17. Meski tidak mengatakan secara detil, tetapi Pachauri melihat sudah waktu emisi gas rumah kaca segera diturunkan.
.
Implikasi jelas atas potensi bencana yang diutarakan oleh Ilmuwan India itu adalah gelombang panas. “Saat ini gelombang panas yang biasanya terjadi setiap 20 tahun sekali, akan melanda setiap tahun pada akhir abad ini, ujar Pachauri seperti dikutip Associated Press,  Kamis (1/12/2011).
 
Pachauri menambahkan, kondisi wilayah pesisir dan pulau akan terancam oleh dampak pemanasan global. 
 
Sementara tingkat curah hujan yang rendah juga membuat rakyat Afrika akan mengalami kesulitan pada sektor pertanian, bahkan beberapa spesies diramalkan akan punah. Tidak hanya itu, sekitar 250 juta akan mengalami kesulitan mendapatkan air bersih. 
 
Tidak lupa, dampak perubahan iklim ini tidak hanya membahayakan kehidupan makhluk hidup, namun juga turut menaikkan biaya keuangan
 
“Meningkatnya frekuensi terjadinya bencana, menyebabkan beban keuangan bagi negara miskin. Hal ini disebabkan 90 persen utang mereka digunakan untuk membiayai pemulihan pasca bencana,” jelas Pachauri.
 
Namun dirinya optimistis bahwa banyak dampak yang dapat dihindari, dikurangi atau ditunda. Hal tersebut dalam ditempuh dengan mengurangi emisi gas buang.
 
Salah satu cara yang dapat dilakukan untuk menstabilkan konsentrasi karbon di atmosfer, bisa dilakukan dengan memperlambat pertumbuhan ekonomi 0,12 persen per  tahun. Namun biaya tersebut akan diimbangi dengan peningkatan kesehatan, persediaan energi yang lebih besar serta persediaan makanan yang lebih aman

0 comments:

Post a Comment